KB “Tunas Harapan” Besuki Tanamkan Cinta Budaya Lokal Sejak Dini




LUMBIR, INFO BANYUMAS, — Kelompok Bermain (KB) “Tunas Harapan” Besuki Kecamatan Lumbir, memperkenalkan nilai-nilai kearifan lokal kepada peserta didiknya dengan terlibat langsung dalam kegiatan tradisi “Apitan” tahun 2025 yang diselenggarakan oleh pemerintah desa setempat hari Selasa kemarin.


Kegiatan ini merupakan langkah nyata KB “Tunas Harapan” dalam menanamkan nilai budaya kepada anak sejak usia dini. Dengan melibatkan anak-anak dalam tradisi Apitan, pihak sekolah berharap bisa membentuk karakter anak yang mencintai dan menjaga warisan leluhur.


Apitan sendiri merupakan tradisi tahunan masyarakat Besuki yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen dan rezeki yang diberikan sepanjang tahun. Tradisi ini diisi dengan berbagai prosesi adat, dan doa bersama yang diikuti sebagian besar warga desa setempat.


Dalam kegiatan tersebut, anak-anak KB “Tunas Harapan” dengan wajah ceria ikut bergabung serta berbaur dengan wargan desa yang lain dan tentunya didampingi oleh orang tua masing-masing.


Kepala KB “Tunas Harapan” Besuki, Bunda Dwi Nurfaindah, menyampaikan bahwa pendidikan tidak hanya soal membaca dan berhitung, tetapi juga soal mengenalkan jati diri bangsa melalui budaya. “Kami ingin anak-anak tumbuh dengan pemahaman bahwa mereka bagian dari budaya yang kaya dan harus dijaga,” ujarnya.


Ia menambahkan bahwa tradisi seperti Apitan adalah sarana pendidikan karakter yang sangat kuat karena melibatkan nilai kebersamaan, spiritualitas, dan rasa hormat terhadap leluhur. “Ketika anak ikut serta, mereka belajar melalui pengalaman langsung, bukan hanya teori di kelas,” tambahnya.


Menurut salah satu tokoh masyarakat dan juga agama, Bapak Nasokha, partisipasi anak-anak dalam tradisi ini merupakan hal yang membanggakan. “Anak-anak itu aset masa depan. Ketika mereka sudah dikenalkan pada budaya sejak kecil, besar harapan kami mereka akan terus melestarikannya,” ungkapnya.


Ia juga mengapresiasi KB “Tunas Harapan” yang secara konsisten terlibat dalam kegiatan budaya desa. “Lembaga pendidikan seperti ini perlu kita dukung karena mereka ikut menjaga nyala tradisi yang mulai meredup di era digital sekarang ini,” lanjutnya.


Orang tua murid pun memberikan tanggapan positif. Salah satu wali murid, mengatakan bahwa anaknya sangat antusias mengikuti kegiatan Apitan. “Anak saya jadi tahu kenapa kita harus bersyukur dan menghargai budaya sendiri. Dia bahkan hafal lagu daerah sekarang,” katanya sambil tersenyum.


Kegiatan ini juga menjadi momen edukatif yang menyenangkan bagi anak-anak. Mereka tidak hanya menonton, tetapi juga menjadi bagian aktif dalam proses budaya tersebut. Hal ini membangun rasa percaya diri dan kebanggaan sebagai bagian dari komunitas lokal.


Pemerintah Desa Besuki menyampaikan bahwa mereka terbuka bagi semua lembaga pendidikan untuk terlibat dalam kegiatan budaya. Kepala Desa Besuki berharap tradisi ini akan terus hidup melalui generasi muda. “Mereka adalah penjaga masa depan budaya kita,” tegasnya.


Melalui partisipasi ini, KB “Tunas Harapan” membuktikan bahwa menanamkan nilai-nilai budaya lokal bisa dimulai sejak dini. Sebuah langkah kecil yang membawa harapan besar bagi kelestarian tradisi di tengah gempuran modernisasi.


Kontributor: Eko Adi P

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama