SMPN 3 Karanglewas Gaungkan Koding dan AI dalam Pembelajaran Mendalam dan Penyelarasan Visi Misi Sekolah


KARANGLEWAS, INFO BANYUMAS - SMP Negeri 3 Karanglewas menggelar kegiatan Pengimbasan Diklat KAI dan Pembelajaran Mendalam serta Penyelarasan Visi Misi Sekolah pada Jumat, 8 Agustus 2025, bertempat di ruang Laboratorium IPA sekolah. Kegiatan ini diawali dengan doa yang dipimpin oleh Bapak Solikhun, S.Pd., dan didampingi oleh para guru serta tenaga pendidik.


Acara tersebut bertujuan untuk menyosialisasikan hasil pelatihan Kecerdasan Artifisial (KA) dan pentingnya pembelajaran mendalam yang terintegrasi dengan visi dan misi sekolah. Kegiatan ini sekaligus menjadi wadah refleksi bersama bagi pendidik dalam menyesuaikan pembelajaran dengan perkembangan teknologi dan karakter siswa masa kini.


“Apakah menurut Bapak/Ibu anak-anak kita perlu Koding dan Kecerdasan Artifisial, bahkan sejak PAUD? Ya, perlu,” tegas Mayasari Sasmito, S.Kom., M.Kom., Kepala SMPN 3 Karanglewas dalam Segalanya.


Mayasari menyampaikan bahwa pembelajaran masa kini perlu mengintegrasikan aspek berpikir komputasional seperti dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma. Ia juga menekankan bahwa metode pengajaran koding dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yakni plugged, unplugged, dan internet based.


“Refleksi dari implementasi koding pada pembelajaran menunjukkan masih ada tantangan seperti kurangnya waktu, belum memahami konsep koding dan AI, serta ketakutan untuk mencoba,” jelasnya lagi.


Ali Imron, S.Pd., guru yang juga menjadi salah satu narasumber kegiatan, menambahkan bahwa KA merupakan kemampuan sistem komputer untuk meniru kecerdasan manusia. Menurutnya, kemampuan ini mencakup proses belajar, berpikir, dan membuat keputusan berbasis data.


“Teknologi ini memungkinkan mesin 'belajar' dari data dan bisa membuat keputusan sendiri. Contoh aplikasinya bisa kita lihat dari Blockly Games atau Quick Draw yang bisa dijadikan media pembelajaran,” tutur Ali Imron.


Sementara itu, Endroyono, S.Pd., menyoroti pentingnya pembelajaran mendalam yang berbasis inkuiri dan refleksi. Menurutnya, pendekatan tersebut harus terintegrasi dengan delapan profil lulusan yang menjadi arah transformasi pendidikan.


“Pembelajaran mendalam harus mengajak siswa bertanya, mencari tahu, dan merefleksikan proses. Di sanalah letak pembentukan karakter yang sejati,” ujarnya.


Guru lainnya, Nur Bani Maghfiroh, S.Pd., menyampaikan bahwa pola pikir sangat mempengaruhi tindakan dan hasil dalam proses belajar mengajar. Ia menekan pentingnya menggeser pola pikir tetap ke pola pikir bertumbuh.



“Pola pikir bertumbuh mendorong guru dan siswa untuk tidak takut gagal. Ini kunci dalam mengadopsi pembelajaran yang mengandalkan teknologi dan eksplorasi,” jelas Nur Bani.


Senada dengan itu, Fita Dhamayanti, S.Si., menyampaikan bahwa materi pembelajaran hendaknya dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari agar lebih relevan dan kontekstual. Menurutnya, transformasi pembelajaran dimulai dari perubahan pola pikir guru itu sendiri.


“Sebelum muridnya berubah, gurunya dulu yang harus berubah. Dari Pola Pikir Tetap ke Pola Pikir Bertumbuh,” tutup Fita dengan penuh semangat.


penyiar: Rery Mei

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama