AJIBARANG,
INFO BANYUMAS – Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Ajibarang menggelar kegiatan
sinergitas antara pamong belajar dan pendidik kesetaraan bersama empat penilik
yang bertugas di Satuan Wilayah Kerja (Satwilker) SKB Ajibarang. Kegiatan ini
berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 18 sampai 21 September 2025,
bertempat di Aula SKB Ajibarang.
Kegiatan
tersebut difokuskan pada penerapan pendekatan pembelajaran mendalam pada
pendidikan kesetaraan. Pendekatan ini diharapkan mampu meningkatkan mutu
pembelajaran dan memastikan peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar
yang bermakna.
Empat
penilik yang terlibat dalam kegiatan ini berasal dari wilayah asal murid SKB
Ajibarang, yakni Korwilcam Dindik Ajibarang, Gumelar, Wangon, dan Lumbir.
Kehadiran mereka diharapkan dapat memperkuat kolaborasi lintas wilayah dalam
mendampingi proses pembelajaran di SKB.
Selain
memberikan penguatan materi, para penilik juga terlibat dalam pendampingan
teknis kepada pamong dan pendidik kesetaraan. Hal ini bertujuan agar seluruh
pendidik dapat menguasai strategi pembelajaran mendalam secara lebih aplikatif.
Kepala SKB
Ajibarang, Drs. Slamet Sularto, M.Si, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan
langkah penting dalam membangun ekosistem pendidikan kesetaraan yang lebih
berkualitas. Menurutnya, kerja sama lintas unsur menjadi kunci dalam mengatasi
tantangan yang dihadapi di lapangan.
“Pendidikan
kesetaraan membutuhkan dukungan semua pihak. Melalui sinergitas ini, kami ingin
memastikan bahwa peserta didik tidak hanya mendapatkan materi, tetapi juga
pengalaman belajar yang relevan dengan kehidupan mereka,” ungkap Kepala SKB
Ajibarang.
Sementara
itu, salah satu penilik yang bertugas di wilayah Gumelar menegaskan pentingnya
peran penilik sebagai penghubung antara kebijakan dan pelaksanaan pembelajaran.
Ia menilai kegiatan ini sebagai wujud nyata komitmen peningkatan mutu
pendidikan.
“Kami hadir
untuk memastikan bahwa pembelajaran mendalam benar-benar bisa dipahami dan
diterapkan. Dengan demikian, hasil belajar anak-anak akan lebih bermakna dan
dapat mendukung keterampilan mereka di masa depan,” tutur Sutrisno, S.Pd.SD Penilik
yang bertugas di Gumelar.
Penilik
dari wilayah Wangon, Carsilah, S.Pd.SD juga menyampaikan pandangannya.
Menurutnya, pendidik kesetaraan perlu dibekali keterampilan merancang
pembelajaran yang mampu mengaitkan materi dengan konteks kehidupan sehari-hari murid.
“Kalau
hanya teori, anak-anak cepat lupa. Tetapi kalau dikaitkan dengan pengalaman
hidup mereka, ilmu itu akan lebih lama melekat,” ujar Penilik dari Wangon.
Selain itu,
penilik dari Lumbir menambahkan bahwa kegiatan sinergitas ini juga berfungsi
sebagai ajang berbagi praktik baik antar pendidik. Menurutnya, kolaborasi
semacam ini dapat memunculkan ide-ide kreatif yang bisa langsung diterapkan di
kelas.
“Kami ingin
kegiatan ini menjadi ruang belajar bersama. Tidak hanya pamong dan pendidik
yang mendapat manfaat, tetapi juga penilik yang bisa saling belajar dari
pengalaman di wilayah lain,” kata Penilik wilayah Kecamatan Lumbir.
Salah satu
pendidik kesetaraan peserta kegiatan mengaku merasa lebih percaya diri setelah
mengikuti sesi pendampingan. Ia menilai pendekatan pembelajaran mendalam sangat
sesuai dengan kebutuhan murid yang beragam.
“Dengan
metode ini, kami bisa lebih dekat dengan anak-anak. Mereka jadi lebih aktif dan
berani mengungkapkan pendapat,” ujar seorang pendidik.
Pamong
belajar SKB Ajibarang juga memberikan testimoni serupa. Menurutnya, kegiatan
ini membuka wawasan baru dalam mengembangkan pembelajaran yang tidak hanya
berorientasi pada capaian akademik, tetapi juga pembentukan karakter.
“Kami jadi
punya banyak cara untuk membuat kelas lebih hidup. Anak-anak pun terlihat lebih
semangat mengikuti kegiatan,” ucap pamong tersebut.
Dengan
terlaksananya kegiatan sinergitas ini, SKB Ajibarang optimistis pendidikan
kesetaraan di wilayahnya akan semakin maju. Kolaborasi pamong, pendidik, dan
penilik diyakini dapat membawa dampak positif yang berkelanjutan bagi peserta
didik.
Kontributor: Eko Adi P.
Posting Komentar