SI KAMIR: Pendekatan Humanis Pengawas Sekolah dari Lumbir yang Menginspirasi



BANYUMAS, INFO BANYUMAS - Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas, dikenal dengan wilayah berbukit dan akses jalan yang menantang. Namun di balik keterbatasan itu, semangat para guru untuk terus belajar dan berinovasi tidak pernah padam. Di tengah realitas tersebut, hadir sebuah inovasi pendampingan yang memberi warna baru dalam dunia pendidikan dasar: SI KAMIR, pendekatan humanis berbasis coaching reflektif yang dicetuskan oleh Yusep Kurniawan, S.Pd.SD., M.Pd., Pengawas Sekolah Korwilcam Dindik Lumbir.


Melalui pendekatan SI KAMIR, akronim dari Santun, Inspiratif, Kolaboratif, Adaptif, Memotivasi, Inovatif, dan Reflektif, Yusep Kurniawan menghadirkan model pendampingan guru dan kepala sekolah yang tidak hanya menekankan aspek administratif, tetapi juga membangun kesadaran, empati, dan refleksi diri. Pendampingan kini menjadi proses belajar bersama yang berpusat pada kemanusiaan dan penguatan ekosistem pembelajaran.


SI KAMIR juga hadir dalam bentuk platform digital yang adaptif, menjawab tantangan yang ada di wilayah Kecamatan Lumbir. SI KAMIR menjadi ruang berbagi informasi, data, dan komunikasi di lingkungan Korwilcam Dindik  Lumbir.


Siklus SI KAMIR disusun berdasarkan pedoman dalam Perdirjen GTK Nomor 4831/B/HK.03.01/2023, yang meliputi empat tahap utama: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Setiap tahap dirancang tidak hanya sebagai prosedur formal, tetapi sebagai ruang tumbuh bagi guru dan kepala sekolah untuk mengembangkan praktik pembelajaran yang lebih bermakna.


Pada tahap perencanaan, Yusep melakukan observasi dan dialog santun bersama guru untuk memahami kebutuhan nyata di sekolah. Pendekatan ini menekankan pentingnya mendengar lebih dahulu sebelum memberi arahan. Data yang diperoleh tidak sekadar angka, tetapi cermin kondisi pembelajaran yang sesungguhnya.


Tahap pelaksanaan dilaksanakan melalui pendekatan coaching reflektif menggunakan model GROW (Goal, Reality, Options, Way Forward). Dalam sesi ini, guru didorong untuk menemukan sendiri solusi atas tantangan yang dihadapi di kelas. 


“Pendampingan seperti ini terasa lebih hidup dan menyenangkan. Saya tidak hanya menerima arahan, tapi benar-benar diajak berpikir dan menemukan cara terbaik untuk memperbaiki pembelajaran,” ujar Didi Indramawan, S.Pd., salah satu guru peserta coaching.


Tahap evaluasi dilakukan melalui Jurnal Refleksi Digital yang diisi guru dan kepala sekolah. Dari refleksi tersebut, pengawas dapat melihat perkembangan praktik mengajar sekaligus memberi umpan balik yang membangun. Sementara itu, tahap tindak lanjut diwujudkan melalui penguatan Komunitas Belajar Guru Lumbir Hebat, wadah kolaborasi antarguru untuk berbagi praktik baik dan inovasi pembelajaran.


Menurut Sugino, S.Pd., Kepala SDN di wilayah Lumbir, pendekatan ini membawa dampak positif yang nyata, Jumat, (10/10/2025).


“Dengan SI KAMIR, suasana pembinaan jadi lebih akrab dan bermakna. Guru lebih terbuka, dan kepala sekolah terdorong untuk terus beradaptasi dan berinovasi,” tuturnya.


Hasil dari penerapan SI KAMIR terlihat dari meningkatnya refleksi diri guru, pembelajaran yang lebih berdiferensiasi, serta tumbuhnya budaya menulis dan berbagi praktik baik di kalangan pendidik. Kepala sekolah pun lebih kolaboratif dalam memimpin proses belajar di satuan pendidikan.


Bagi Yusep Kurniawan, SI KAMIR bukan hanya inovasi teknis, melainkan gerakan nilai. Ia menegaskan bahwa pendampingan yang efektif harus berlandaskan empati dan refleksi. 


“Tugas pengawas bukan sekadar mengontrol, tetapi menjadi mitra belajar yang memantik kesadaran profesional guru,” ujarnya.


Transformasi ini juga mengubah peran pengawas sekolah dari pengarah menjadi pendengar, dari pemberi solusi menjadi pemantik refleksi, dan dari pengawas administratif menjadi penggerak pembelajaran. Pendampingan kini menjadi perjalanan kemanusiaan yang menghidupkan semangat belajar bagi semua.


Melalui SI KAMIR, Lumbir membuktikan bahwa inovasi pendidikan tak harus lahir dari kota besar atau fasilitas modern. Dari wilayah perbukitan di ujung Banyumas, semangat perubahan itu tumbuh, dari guru yang mau belajar, dari kepala sekolah yang reflektif, dan dari pengawas yang hadir dengan hati.


Pendekatan SI KAMIR menjadi bukti bahwa perubahan besar dalam pendidikan sering kali dimulai dari langkah kecil yang dilakukan dengan ketulusan. Gerakan ini bukan sekadar metode kerja, tetapi wujud nyata dari nilai kemanusiaan yang menumbuhkan, memerdekakan, dan menginspirasi setiap insan pendidikan.


Kontributor: Andi Dwi Atmoko/Suripto

Editor: Tim Humas Korwil Lumbir

Post a Comment

أحدث أقدم