Suasana rapat kali ini menggambarkan adanya harapan besar terhadap penguatan manajemen koperasi, terutama di tengah meningkatnya tuntutan publik terhadap transparansi pengelolaan dana anggota. Para pengurus tampak menyiapkan seluruh dokumen, presentasi, dan materi pembahasan dengan sangat detail sebelum acara dimulai.
“Kehadiran para anggota bukan hanya formalitas, tetapi bentuk komitmen bahwa koperasi adalah rumah ekonomi yang harus dijaga bersama,” ujar salah satu panitia pembuka kegiatan.
Fokus rapat anggota tahun ini diarahkan pada upaya membenahi manajemen internal KPRI KGKP agar lebih adaptif terhadap perubahan zaman. Transformasi koperasi dinilai tidak hanya menyentuh aspek layanan, tetapi juga mentalitas pengurus dan partisipasi anggota yang harus semakin aktif.
“Pengurus perlu adaptif, anggota harus partisipatif, dan koperasi harus responsif terhadap kebutuhan zaman,” jelas panitia dalam pemaparan pembuka.
Materi pertama disampaikan oleh Bpk. Akhmad Sukaryanto, M.Pd., yang menyoroti kebijakan pemerintah terkait tata kelola koperasi. Ia menegaskan bahwa koperasi bukanlah lembaga ekonomi kecil, melainkan bagian dari gerakan nasional yang memiliki payung hukum dan peran strategis.
“KPRI KGKP telah memenuhi banyak kebutuhan anggota, mulai dari kebutuhan primer hingga tersier. Koperasi di lingkungan pendidikan memiliki fungsi yang tidak dimiliki lembaga ekonomi lain,” ujar Akhmad dalam materinya.
“Regenerasi bukan pilihan, tetapi keharusan. Pengurus harus siap menghadapi masa purna tugas, dan anggota harus siap mengambil peran,” tegasnya mengenai kebutuhan kaderisasi.
Materi berikutnya disampaikan Ketua KPRI KGKP, Bpk. Karsidi, M.Pd., yang menekankan pentingnya revitalisasi usaha koperasi. Ia menjelaskan perlunya penguatan tata kelola, laporan keuangan yang akurat, serta pelayanan profesional sebagai pondasi koperasi yang sehat dan berkelanjutan.
“Koperasi ini harus kuat, sehat, mandiri, dan tangguh. Regulasi dibuat bukan untuk membatasi, tetapi menjaga ketertiban lembaga kita,” ungkapnya.
Ia juga meminta seluruh anggota memahami prosedur pengajuan pinjaman, agar tidak terjadi kesalahpahaman yang memunculkan persepsi emosional. Menurutnya, aturan yang diterapkan adalah kesepakatan bersama dalam menjaga ketertiban organisasi.
“Jangan baper dengan kebijakan. Koperasi ini milik bersama, bukan milik satu orang atau satu golongan,” tegas Karsidi di depan anggota.
Materi ketiga dipaparkan oleh Sekretaris KPRI KGKP, Bpk. Joko Priyanto, M.Pd., yang mengajak seluruh anggota menoleh kembali pada sejarah koperasi sebagai bagian penting dari identitas dan arah perjuangan ekonomi lembaga. Pemahaman sejarah dianggap mampu memperkuat rasa memiliki anggota.
“Sejarah bukan hanya catatan masa lalu, tetapi cermin perjalanan kita. Koperasi yang kuat harus memahami akarnya,” kata Joko.
Ia juga memaparkan prinsip Zero Capital Based sebagai konsep penting dalam menjaga keseimbangan neraca koperasi. Menurutnya, koperasi tidak boleh membiarkan hutang menumpuk dan harus segera memperbaiki kondisi minus dengan manajemen yang disiplin.
“Minus bukan masalah besar selama kita mampu kembali stabil. Yang penting adalah disiplin dalam pengelolaan keuangan,” jelasnya dalam pemaparan kondisi koperasi saat ini.
Dalam laporan kesehatan koperasi, Joko mengungkap bahwa solvabilitas koperasi berada pada kategori sangat baik, sementara rentabilitas dinilai cukup. Meski demikian, ia menekankan bahwa kredit macet menjadi isu yang harus diselesaikan bersama.
“Kredit macet bukan hanya urusan pengurus, tetapi gambaran kedisiplinan seluruh anggota,” tegasnya.
Rapat anggota ini pun menjadi ruang terbuka bagi diskusi aktif. Para peserta terlihat antusias menyampaikan aspirasi, pertanyaan, dan tanggapan terhadap arah kebijakan yang disampaikan. Keterbukaan ini menjadi cerminan bahwa KPRI KGKP dibangun atas asas partisipasi anggota.
“Dialog ini penting agar semua merasa memiliki dan turut membangun koperasi,” ujar salah satu peserta yang ikut berdiskusi.
Menutup rangkaian kegiatan, KPRI KGKP menyampaikan komitmennya memasuki tahun 2025 dengan optimisme besar. Koperasi bertekad memperkuat integritas, meningkatkan layanan, memperbaiki manajemen, serta mendorong regenerasi agar mampu menjawab tantangan zaman.
“Koperasi ini akan terus menjadi lembaga ekonomi yang sehat dan tangguh. Kepercayaan anggota adalah modal terbesar kami,” tutup pengurus dalam pernyataan resmi.
Kontributor: Meliya Faradisa


Posting Komentar