Wayang Kulit Banyumasan Meriahkan Puncak Peringatan Hardiknas 2025

PURWOKERTO, INFO BANYUMAS Pagelaran wayang kulit menjadi puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025 di Kabupaten Banyumas.  Pertunjukan yang digelar Jumat malam, 30 Mei 2025, menampilkan Ki Dalang Panji Laksono Among Carito dengan lakon "Bawor Dadi Guru," memikat ratusan penonton.  Acara tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari pejabat pemerintah hingga para guru, tendik dan siswa.  Semaraknya pagelaran tersebut menjadi bukti komitmen Banyumas dalam melestarikan seni budaya sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional.

 

Suasana penuh khidmat dan meriah menyelimuti acara tersebut.  Riuh tepuk tangan dan gelak tawa penonton mengiringi setiap adegan yang dibawakan Ki Dalang Panji Laksono.  Lakon Bawor Dadi Murid, dengan pesan moral yang kuat,  menghibur sekaligus memberikan pembelajaran bagi para penonton.  Keahlian Ki Dalang dalam memainkan wayang dan membawakan cerita  membuat pertunjukan tersebut semakin memukau.  Kehadiran dalang cilik juga menjadi daya tarik tersendiri,  menunjukkan upaya pelestarian seni wayang di kalangan generasi muda.

 

Drs. Joko Wiyono, M.Si, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara tersebut.  Beliau menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan wayang kulit Banyumasan, yang memiliki ciri khas berbeda dengan gaya wayang dari daerah lain. 

 

"Atensi kepada tendik yang lebih dari 28 tahun mengabdi, malam hari ini kita berikan atensi, serta tampilkan dalang cilik agar kita tidak kehilangan ruh wayang gagrag Banyumasan," ujarnya. 

 

Beliau berharap,  munculnya dalang-dalang muda berbakat akan menghidupkan kembali kejayaan wayang kulit Banyumasan di masa mendatang.

 

Lebih lanjut, Joko Wiyono juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara tersebut, termasuk para sponsor. 

 

"Dari halaman Dindik Banyumas menginspirasi Pendidikan Indonesia, mari kita kuatkan solidaritas untuk meningkatkan pendidikan khususnya di wilayah Banyumas," tambahnya. 

 

Pesan tersebut menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dan kerja sama dalam memajukan dunia pendidikan di Banyumas.

 

Kehadiran Bupati dan Wakil Bupati Banyumas (atau perwakilannya), Ketua DPRD Kab. Banyumas Subagyo, Kepala BPMP Provinsi Jawa Tengah, Kepala BBGTK, Ketua Komisi IV, para kepala badan dan OPD, Kepala Cabang Dinas seluruh Provinsi Jawa Tengah, Kepala Kementerian Agama, Ketua Baznas, pejabat struktural Dindik dan Dharma Wanita Dindik, Forkompimcam Purwokerto Timur, Korwilcam Dindik se-Kabupaten Banyumas, kepala sekolah SMP Negeri dan Swasta se-Kabupaten Banyumas, kepala SMK/MA Negeri dan Swasta, kepala SKB, organisasi mitra Dindik, dewan pendidikan, PGRI Kabupaten Banyumas, MKKS, dan Korwas, menunjukkan tingginya apresiasi terhadap seni budaya dan pendidikan di Kabupaten Banyumas.

 

Kehadiran para pejabat tersebut juga menjadi simbol dukungan pemerintah terhadap upaya pelestarian seni wayang kulit Banyumasan.  Mereka turut menyaksikan pertunjukan wayang kulit dengan penuh antusias,  menunjukkan kebersamaan dan komitmen dalam memajukan budaya dan pendidikan di Banyumas.  Acara tersebut bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi dan penguatan solidaritas antar berbagai elemen masyarakat.

 

Pagelaran wayang kulit ini menjadi bukti nyata bahwa seni budaya dapat menjadi media pembelajaran yang efektif dan menghibur.  Pesan moral yang disampaikan melalui lakon "Bawor Dadi Guru" diharapkan dapat menginspirasi para penonton, khususnya generasi muda, untuk selalu belajar dan bersemangat dalam meraih cita-cita.  Acara tersebut juga menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan rasa kebersamaan antar warga Banyumas.

 

Keberhasilan penyelenggaraan acara tersebut tak lepas dari peran serta berbagai pihak, mulai dari panitia penyelenggara, para seniman, hingga para sponsor yang telah memberikan dukungan penuh.  Kerja sama yang solid dan sinergis ini menjadi kunci keberhasilan dalam menghadirkan sebuah pertunjukan wayang kulit yang berkualitas dan berkesan.

 

Melalui pagelaran tersebut, Kabupaten Banyumas kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan warisan budaya dan meningkatkan kualitas pendidikan.  Semoga semangat tersebut dapat terus berkibar dan menginspirasi daerah lain untuk turut melestarikan seni budaya lokal.

 

Kemeriahan pagelaran wayang kulit tersebut juga menjadi bukti bahwa seni budaya masih memiliki tempat yang penting di tengah masyarakat modern.  Acara tersebut mampu menyatukan berbagai kalangan, dari berbagai latar belakang, dalam satu suasana yang penuh kekeluargaan dan keceriaan.

 

Pertunjukan wayang kulit tersebut bukan hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga menjadi media edukasi yang efektif.  Pesan moral yang terkandung dalam lakon "Bawor Dadi Guru"  memberikan pembelajaran berharga tentang pentingnya ketekunan, kesabaran, dan keuletan dalam mencapai kesuksesan.

 

Ki Dalang Panji Laksono Among Carito, dengan keahlian dan pengalamannya, berhasil membawakan lakon tersebut dengan sangat apik.  Kemampuannya dalam memainkan wayang dan bercerita membuat penonton terhibur dan terbawa suasana.  Kehadiran dalang cilik juga semakin menambah semarak dan daya tarik pertunjukan ini.

 

Acara tersebut juga menjadi ajang promosi budaya Banyumas kepada masyarakat luas.  Melalui pagelaran wayang kulit,  keindahan dan kekayaan seni budaya Banyumas dapat dinikmati dan diapresiasi oleh berbagai kalangan.

 


Keberadaan dalang cilik dalam pertunjukan tersebut menunjukkan upaya serius dalam melestarikan seni wayang kulit Banyumasan untuk generasi mendatang.  Mereka adalah penerus tradisi yang akan menjaga kelangsungan seni wayang kulit ini di masa depan.

 

Pemerintah Kabupaten Banyumas patut diapresiasi atas inisiatifnya dalam menyelenggarakan acara tersebut.  Dengan menjadikan pagelaran wayang kulit sebagai puncak peringatan Hardiknas,  pemerintah menunjukkan kepeduliannya terhadap seni budaya dan pendidikan.

 

Semoga acara tersebut dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk turut melestarikan seni budaya lokal dan mengintegrasikannya dengan kegiatan pendidikan.  Dengan demikian,  seni budaya dapat menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran dan pembentukan karakter generasi muda.

 

Suksesnya pagelaran wayang kulit tersebut menjadi bukti bahwa seni budaya dapat menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.  Acara tersebut mampu menyatukan berbagai kalangan dalam satu suasana yang penuh kekeluargaan dan kebersamaan.

 

Melalui pagelaran wayang kulit tersebut, Kabupaten Banyumas telah memberikan kontribusi positif dalam pelestarian seni budaya Indonesia.  Semoga semangat ini dapat terus menginspirasi dan memotivasi daerah lain untuk turut melestarikan warisan budaya bangsa.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama