KARANGANYAR,
INFO BANYUMAS – Kontingen Penilik Eks Karesidenan Banyumas berhasil menorehkan
prestasi membanggakan dalam ajang Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) Ikatan
Penilik Indonesia (IPI) Jawa Tengah Tahun 2025. Kegiatan yang digelar dalam
rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-19 IPI ini, diselenggarakan
selama dua hari, dari tanggal 16 - 17 September 2025 dengan Kabupaten
Karanganyar sebagai tuan rumah.
Salah satu
pencapaian terbaik ditorehkan pada cabang lomba Drama Pendek. Kontingen Eks Karesidenan
Banyumas yang diwakili oleh beberapa Penilik Kab. Banyumas sukses memukau dewan
juri hingga berhasil meraih Juara III.
Drama
pendek tersebut diperankan oleh Amin Syarifudin, S.Pd., Sutrisno, S.Pd.SD.,
Carsilah, S.Pd.SD., Inamah, S.Pd., M.Pd., dan Poppy Andi Utami, S.Pd., M.Pd. Kelima
penilik itu tampil kompak membawakan cerita dengan penuh improvisasi yang
menghibur penonton.
Menariknya,
drama yang dibawakan menggunakan dialek khas Banyumasan. Hal ini menjadi daya
tarik tersendiri karena berhasil menghadirkan nuansa lokal yang kental
sekaligus mengundang tawa dari penonton maupun juri.
Meski waktu
latihannya terbilang singkat, namun kontingen ini tetap mampu memberikan
penampilan terbaiknya. Persiapan yang terbatas tidak mengurangi semangat dan
kreativitas para penilik Banyumas dalam berkompetisi.
“Alhamdulillah,
kami sangat bersyukur bisa memberikan yang terbaik untuk kontingen Banyumas.
Waktu persiapan memang sempit, tetapi berkat kekompakan, akhirnya bisa tampil
maksimal,” ungkap Amin Syarifudin, salah satu pemeran drama pendek.
Hal senada
juga disampaikan Sutrisno. Menurutnya, penggunaan bahasa daerah dalam drama
pendek adalah bentuk upaya melestarikan budaya lokal Banyumas sekaligus
memperkenalkan kepada masyarakat luas.
“Kami ingin
menunjukkan bahwa Bahasa Banyumasan juga bisa menjadi media ekspresi seni yang
menarik dan lucu. Penonton terlihat terhibur, dan itu membuat kami bangga,”
ujar Sutrisno.
Sementara
itu, Carsilah menambahkan bahwa lomba ini bukan hanya ajang adu bakat seni,
melainkan juga sarana mempererat silaturahmi antarpenilik se-Jawa Tengah. Ia
merasa pengalaman ini sangat berharga untuk menambah wawasan serta semangat
kebersamaan.
“Kami tidak
hanya belajar soal seni peran, tapi juga belajar kerja sama, toleransi, dan
saling mendukung antaranggota tim. Itu yang membuat lomba ini istimewa,” kata
Carsilah.
Inamah, S.Pd., M.Pd., yang juga terlibat dalam drama tersebut, menekankan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Ia menilai semangat kebersamaan jauh lebih penting daripada hasil akhir.
“Yang
paling utama adalah kami sudah berusaha maksimal. Juara hanyalah bonus dari
kerja keras yang kami lakukan bersama-sama,” ucap Inamah.
Poppy Andhi Utami, S.Pd., M.Pd., pun menyampaikan rasa bangga atas capaian timnya. Menurutnya, kemenangan ini adalah bukti bahwa penilik juga memiliki potensi besar di bidang seni dan budaya.
“Penilik
tidak hanya berperan di dunia pendidikan nonformal, tetapi juga bisa berkarya
di bidang seni. Ini menjadi motivasi untuk terus berprestasi,” tutur Poppy Andhi
Utami.
Ketua
Kontingen Penilik Eks Karesidenan Banyumas memberikan apresiasi tinggi terhadap
perjuangan para peserta. Ia berharap prestasi ini bisa menjadi pemacu semangat
bagi penilik lainnya untuk terus berkarya dan berkontribusi.
“Kami
bangga dengan pencapaian ini. Semoga di tahun-tahun berikutnya, kontingen
Banyumas bisa tampil lebih baik lagi dan meraih prestasi yang lebih tinggi,”
pungkasnya.
Kontributor:
Eko Adi P.
Alhamdulillah atas izin dan ridho Allah SWT dapat meraih juara walau belum membanggakan lebih.
BalasHapusAlhamdulillah yg penting sudah berkontribusi & berprestasi.
BalasHapusPosting Komentar