Hentikan Jengkal! Siswa SD Negeri 2 Dermaji Ubah Lingkungan Sekolah Jadi 'Laboratorium' Matematika



LUMBIR, INFO BANYUMAS - Siswa kelas rendah di SD Negeri 2 Dermaji hari ini, Jumat (24/10/2025), melaksanakan praktik pembelajaran yang mengasyikkan di lingkungan sekolah. Mereka tidak hanya duduk di kelas, melainkan langsung berinteraksi dengan benda-benda sekitar untuk menerapkan materi pelajaran Matematika mengenai pengukuran panjang dengan satuan baku . Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kontekstual siswa terhadap konsep dasar pengukuran.


Kegiatan pembelajaran tersebut aktif dipimpin oleh guru kelas 2, Reni Ekawati, S.Pd. , dan melibatkan seluruh siswa kelas rendah. Pembelajaran tersebut dirancang untuk memecahkan kebosanan belajar di dalam kelas serta mendorong siswa menjadi pembelajar yang aktif dan eksploratif. Dengan menggunakan alat ukur baku seperti meteran atau penggaris, para siswa secara bergantian mengukur panjang berbagai objek yang ada di lingkungan sekolah, mulai dari bangku, papan tulis, hingga panjang koridor.


Fokus utama dari kegiatan tersebut adalah memastikan siswa dapat membedakan antara satuan baku dan tidak baku, serta mampu menggunakan alat ukur baku secara tepat. Seluruh proses dibatasi secara ketat oleh guru kelas untuk memberikan bimbingan langsung dan koreksi jika ditemukan kesalahan dalam penggunaan alat atau pembacaan hasil pengukuran. Penggunaan lingkungan sekolah sebagai 'laboratorium' hidup diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan mudah diingat.


Carwan, S.Pd.SD. , selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Dermaji, menyatakan bahwa inisiatif pembelajaran di luar kelas ini adalah bagian dari upaya sekolah dalam menciptakan metode belajar yang relevan dan praktis. 


“Kami terus mendorong para guru untuk berinovasi. Matematika bukan hanya angka di buku, tapi juga keterampilan hidup yang harus mereka kuasai,” tegas Carwan saat ditemui di ruang kerja.


Carwan menambahkan, bahwa konsep satuan baku merupakan fondasi penting dalam ilmu pasti, sehingga penguasaan konsep di usia dini akan sangat menentukan. 


“Memastikan mereka tahu kenapa harus pakai meteran dan bukan jengkal, itu inti dari pembelajaran ini,” tutupnya.


Sementara itu, Reni Ekawati, S.Pd. , guru yang mengajar mata pelajaran tersebut, menjelaskan bahwa respon siswa sangat positif. 


"Anak-anak sangat antusias. Ketika materi diajarkan di luar, mereka lebih fokus dan aktif bertanya. Salah satu siswa, Nafiz , bahkan dengan percaya diri mengukur panjang tiang bendera dengan bantuan temannya," ungkap Reni sambil tersenyum.


Reni betapa pentingnya pengalaman langsung. 



"Mengukur benda nyata dengan alat ukur nyata memberikan visualisasi yang tidak dapat diperoleh dari buku. Mereka belajar tentang ketelitian dan pentingnya standar pengukuran yang sama, atau yang kita sebut satuan baku," jelasnya lebih lanjut.


Nafiz , salah satu siswa yang terlibat, berbagi pengalamannya. 


"Seru! Kami bisa lari-lari sambil membawa meteran. Ternyata panjang saung sekolah kami panjangnya 200 senti meter atau 2 meter . Sekarang saya tahu cara pakainya (meteran), tidak susah," ucap Nafiz dengan polosnya.


Nafiz menambahkan bahwa ia sekarang sudah bisa membandingkan benda mana yang lebih panjang dan mengucapkannya dalam satuan yang benar. Kalau dulu cuma bilang 'lebih panjang', sekarang saya bisa bilang 'panjangnya 200 senti meter atau 2 meter ,” menambahkan, menunjukkan peningkatan pemahaman.


Reni Ekawati juga menyampaikan harapannya agar kegiatan semacam ini dapat rutin dilakukan. “Kegiatan ini bukan hanya transfer ilmu, tapi juga pembentukan karakter. Anak-anak belajar kerja sama dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, seperti saat mereka harus mencatat hasil pengukuran secara berkelompok,” tuturnya.


Kepala Sekolah, Carwan, menutup pembicaraan dengan komitmen. 


"Kami akan menjadikan lingkungan sekolah ini sebagai sumber belajar utama. Setiap sudut adalah media pembelajaran. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kualitas pendidikan di SD Negeri 2 Dermaji," tutupnya.


Kegiatan pengukuran panjang dengan satuan baku tersebut merupakan representasi dari model pembelajaran yang berorientasi pada praktik langsung. Sekolah berharap langkah tersebut akan menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas dalam teori, tetapi juga terampil dalam penerapan ilmu dalam kehidupan sehari-hari,  praktik tersebut diharapkan menjadi contoh bagi sekolah lain dalam mengintegrasikan pembelajaran kontekstual di lingkungan terdekat.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama