Baru-baru ini media sosial ramai membicarakan "Program Sastra Masuk Kurikulum". Hal ini menjadi perdebatan para Akademisi, Penulis, Pengamat Sastra, Kritikus Sastra dan siapapun yang mencintai sastra.
Beberapa hal menjadi ambigu, salah satunya mengenai "Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra" setebal 784 halaman. Dan setelah ditelisik, 177 karya sastra yang direkomendasikan kepada anak didik dari jenjang SD sampai SMA menuai pro-kontra.
Mengutip pendapat dari Ade Ubaidil (Novelis), "Barusan saya cek buku-buku SASTRA-MASUK-KURIKULUM, saya hanya membatin: Tugas para guru semakin berat, jendral!".
Sastra Masuk Kurikulum,
Kurikulum Masuk Sastra,
Sastra dalam Kurikulum,
yang benar yang mana?
Tidak lain program "Sastra Masuk Kurikulum" hasil kerja kurator (17 sastrawan dan 39 guru dan kepala sekolah) dan tim buku Kemendikbudristek. (Yayan)
Posting Komentar