FTBI di Korwilcam Dindik Kembaran: Meriah, Sportif, dan Penuh Semangat Melestarikan Bahasa Ibu

 


Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat  Korwilcam Dindik Kecamatan Kembaran sukses digelar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ledug, Kecamatan Kembaran, pada Rabu, 3 September 2025. Kegiatan berlangsung meriah, penuh semangat, dan disambut antusias oleh para peserta maupun pendamping.


Acara pembukaan ditandai dengan momen istimewa, ketika Korwilcam Dindik Kembaran, Heri Supriyatno, M.Pd., secara resmi membuka FTBI dengan menerbangkan balon ke udara. Suasana penuh keceriaan langsung menyelimuti halaman sekolah, pertanda semangat kebersamaan dalam menjaga dan melestarikan bahasa ibu.


Dalam sambutannya, Heri Supriyatno menekankan pentingnya FTBI sebagai ajang pembinaan sekaligus kompetisi yang positif. Menurutnya, FTBI bukan sekadar lomba, tetapi juga wadah bagi siswa untuk berkreasi, berprestasi, dan semakin mencintai bahasa ibu, khususnya bahasa Banyumasan.


“FTBI ini menjadi wadah kegiatan untuk berkompetisi, berkreasi, dan berprestasi dalam menguri-uri budaya bahasa ibu Banyumasan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana seleksi duta Korwilcam Kembaran untuk maju ke tingkat Kabupaten Banyumas,” jelasnya.


Lebih jauh, Heri berharap agar seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan penuh kegembiraan. “Harapannya FTBI bisa diikuti dengan gembira dan bahagia. Dari kegembiraan itu, anak-anak akan semakin dekat dengan bahasa daerahnya,” tambahnya.


Suasana acara semakin meriah dengan hadirnya berbagai cabang lomba yang melibatkan siswa dari sekolah-sekolah dasar di Kecamatan Kembaran. Anak-anak terlihat percaya diri menampilkan kemampuan berbahasa Banyumasan dalam beragam bentuk, mulai dari pidato, membaca geguritan, hingga mendongeng.


Selain sambutan dari Korwilcam, komentar juga datang dari Nova, selaku koordinator FTBI tingkat Korwilcam Kembaran. Ia menegaskan bahwa ajang ini memiliki peran penting dalam menyeimbangkan penggunaan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.



“Kita harus mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing. Salah satunya melalui ajang FTBI, anak-anak dilatih untuk mencintai bahasa ibu tanpa meninggalkan bahasa persatuan maupun kebutuhan bahasa global,” ujar Nova.


Nova juga menambahkan, pembelajaran bahasa Jawa di sekolah harus dibuat lebih menyenangkan agar murid tidak merasa terbebani. Dengan begitu, bahasa daerah akan tetap lestari karena tumbuh dari rasa cinta dan kebahagiaan siswa dalam mempelajarinya.


“Harapannya, bahasa Jawa dapat diajarkan dengan cara yang menjenangkan di sekolah. Kalau murid merasa bahagia, otomatis mereka akan mencintai bahasa daerahnya,” imbuhnya.


Kemeriahan FTBI kali ini menjadi bukti nyata bahwa pelestarian bahasa ibu bisa dilakukan dengan cara yang kreatif dan menyenangkan. Anak-anak tidak hanya belajar berbicara dalam bahasa daerah, tetapi juga mengekspresikan diri dengan percaya diri di hadapan teman-teman dan guru.


Tak hanya itu, FTBI juga menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya Banyumasan. Generasi muda diajak untuk tidak meninggalkan bahasa ibu, meskipun di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi.


Dengan dukungan penuh dari Korwilcam Dindik Kembaran, para guru, serta orang tua, FTBI di SDN Ledug menjadi momentum penting dalam upaya melestarikan bahasa dan budaya daerah. Kegiatan ini juga sekaligus menyeleksi perwakilan terbaik yang akan melaju ke tingkat Kabupaten Banyumas.


FTBI di Kembaran tahun ini menjadi cermin bahwa menjaga bahasa ibu bukan sekadar kewajiban, tetapi juga kebahagiaan. Dari panggung sederhana di sekolah dasar, lahir generasi yang mencintai, menghargai, dan siap mewariskan kekayaan bahasa daerah kepada masa depan.


Kontributor : Nova

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama