Pekuncen, 23 Oktober 2025 — Suara gamelan mengalun merdu dari rumah Bapak Matori di Desa Glempang, Kecamatan Pekuncen. Siang itu, puluhan siswa SDN 2 Glempang dengan penuh semangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karawitan bertajuk “Genta Glero”—singkatan dari Gendhing Tradisional Anak Glempang Loro. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata upaya sekolah dalam melestarikan seni budaya lokal yang hampir punah.
Latihan rutin yang digelar setiap Kamis sore ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu para siswa. Mereka tampak antusias memukul saron, menabuh kendang, dan mengiringi alunan gong serta bonang yang dimainkan secara harmonis. Dengan bimbingan para pelatih berpengalaman, suasana sanggar karawitan penuh dengan tawa dan semangat belajar.
Kegiatan karawitan ini dilatih langsung oleh tiga tokoh budaya setempat, yakni Bapak Matori, Bapak Warsun, dan Ibu Sri. Ketiganya dengan sabar membimbing sekaligus menanamkan rasa cinta terhadap musik tradisional Jawa. Melalui kegiatan ini, anak-anak tidak hanya belajar teknik bermain gamelan, tetapi juga mengenal filosofi dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
Menurut Yeni Lestiarini, S.Pd.SD, Kepala SDN 2 Glempang, kegiatan karawitan memiliki peran penting dalam menanamkan karakter dan identitas budaya bangsa di kalangan generasi muda.
“Karawitan bukan sekadar seni musik tradisional Jawa, tetapi juga warisan budaya yang sarat makna. Melalui gamelan, kita belajar tentang harmoni, disiplin, kerja sama, dan rasa cinta terhadap budaya bangsa,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa di tengah derasnya arus globalisasi, kegiatan seperti ini merupakan bentuk perlawanan lembut terhadap lunturnya nilai budaya lokal.
“Saya merasa sangat bangga melihat semangat anak-anak dalam mengikuti kegiatan ini. Genta Glero bukan sekadar nama kelompok, tetapi simbol semangat yang menggema—genta berarti lonceng, glero berarti semarak. Jadi, Genta Glero adalah gema semarak budaya dari Desa Glempang,” tutur Yeni dengan penuh haru.
Selain memberikan pelatihan musik, kegiatan karawitan ini juga menanamkan nilai kebersamaan dan tanggung jawab. Para siswa belajar bekerja sama dalam tim, menjaga tempo, serta mendengarkan satu sama lain agar tercipta harmoni. Nilai-nilai ini menjadi bagian dari pendidikan karakter yang sejalan dengan profil pelajar Pancasila.
Di akhir kegiatan, Kepala Sekolah berharap agar semua pihak terus mendukung upaya pelestarian budaya lokal. Ia mengajak masyarakat, guru, dan orang tua untuk turut serta menjaga eksistensi seni tradisional di tengah modernisasi.
“Mari kita jaga dan lestarikan karawitan sebagai bagian dari jati diri bangsa. Semoga Genta Glero terus bersinar dan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain,” pungkas Yeni.
Dengan alunan gamelan yang menggema di setiap latihan, Genta Glero bukan hanya mengajarkan musik kepada anak-anak, tetapi juga menanamkan semangat mencintai budaya—gema semarak dari Desa Glempang yang akan terus hidup di hati generasi muda.
Kontributor: YL
Posting Komentar