“Kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat kompetensi guru dalam menghadapi perkembangan teknologi pembelajaran,” ujar panitia kegiatan.
Program ini diikuti oleh guru kelas 1, 2, dan 3 dari berbagai sekolah dasar di wilayah Pekuncen. Peserta mendapatkan kesempatan untuk mempelajari konsep pembelajaran inovatif berbasis teknologi digital.
“Guru diharapkan dapat membawa pengalaman ini ke kelas sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa,” jelas penyelenggara.
Kegiatan pengimbasan dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari pelatihan yang sebelumnya diikuti oleh beberapa sekolah yang terpilih. Dampak dari kegiatan ini diharapkan menyebar luas ke seluruh satuan pendidikan.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah agar manfaat pelatihan tidak berhenti pada sekolah penerima BOS Kinerja saja,” terang koordinator kegiatan.
Supriyono, S.Pd.SD, Kepala SDN 1 Semedo yang menjadi salah satu sekolah penerima BOS Kinerja, menekankan pentingnya kesungguhan peserta. Ia menyebut seluruh rangkaian kegiatan telah disusun agar mudah diterapkan di sekolah masing-masing.
“Peserta diharapkan mengikuti serangkaian kegiatan sehingga materi dapat diterima dengan maksimal,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa para pemateri merupakan guru yang telah menjalani pelatihan serupa selama tiga bulan penuh. Hal ini membuat penyampaian materi lebih kontekstual dan aplikatif.
“Tugas yang diberikan pemateri juga perlu dikerjakan dengan sungguh-sungguh sebagai bentuk penerapan,” lanjutnya.
“Pelaksanaan sebelumnya dilakukan setiap Sabtu dan Minggu, sedangkan sekarang dilakukan di hari efektif,” jelasnya.
Ia berharap para peserta mampu memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Menurutnya, ilmu yang didapatkan akan benar-benar berpengaruh jika diterapkan secara konsisten.
“Peserta diharapkan melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya agar mendapatkan materi yang bermanfaat,” tambahnya.
Narasumber kegiatan, Muhammad Yusuf Kandalahwy, S.Pd., menyampaikan bahwa bimtek ini menitikberatkan pada kemampuan berpikir komputasional. Konsep tersebut merupakan dasar penting dalam mengenalkan koding dan kecerdasan artifisial kepada anak usia sekolah dasar.
“Guru mampu memahami konsep dasar berpikir komputasional sebagai landasan pengenalan KKA,” tuturnya.
Materi yang diberikan juga mencakup kebijakan pendidikan nasional terkait penerapan kecerdasan artifisial di sekolah. Guru dibekali metode belajar plugged, unplugged, internet-based, hingga literasi digital yang relevan dengan konteks pembelajaran.
“Semua materi ini dirancang agar dapat diimplementasikan secara bertahap,” lanjut Yusuf.
Salah satu peserta, Ila Supiyani, S.Pd., mengungkapkan antusiasmenya dalam mengikuti kegiatan ini. Ia menyebut bahwa materi mengenai pengenalan dasar koding sangat menarik dan dapat mendorong kreativitas siswa.
“Materi hari ini sangat menarik terutama tentang konsep dasar koding yang bisa diterapkan di kelas,” ungkapnya.
Ia yakin bahwa siswa akan merespons positif apabila pembelajaran koding diterapkan dengan cara yang menyenangkan. Antusiasme guru selama bimtek menjadi indikator kesiapan dalam mengadaptasi metode baru.
“Guru saja sangat antusias, tentu anak-anak juga akan antusias saat mempelajarinya,” tambahnya.
Kegiatan ini berlangsung aktif melalui sesi diskusi, praktik, dan tanya jawab. Para peserta tidak hanya menerima materi, tetapi juga mencoba langsung contoh penerapan metode yang diajarkan.
“Kami merasa kegiatan ini membuka wawasan baru dalam pembelajaran berbasis teknologi,” ucap salah satu peserta lain.
Melalui bimtek ini, diharapkan sekolah-sekolah di Korwilcam Dindik Pekuncen mampu menciptakan pembelajaran yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan abad 21. Guru menjadi agen perubahan yang memegang peran penting dalam transformasi pembelajaran.
“Semoga kegiatan ini menjadi awal dari implementasi pembelajaran yang lebih adaptif dan bermakna di kelas,” tutup penyelenggara.
Kontributir: Afri Aini Mahmudah


Posting Komentar