Mendobrak Batas dengan AI: Seminar Internasional PGRI Banyumas Hadirkan Masa Depan Pendidikan Hari Ini

Purwokerto - Info Banyumas. PGRI Kabupaten Banyumas menggelar Seminar Internasional bertema “Artificial Intelligence (AI) dan Masa Depan Guru: Mengintegrasikan Teknologi untuk Pendidikan yang Humanis dan Berkelanjutan” pada Rabu, 26 November 2025. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi dunia pendidikan Banyumas dalam memasuki era pembelajaran berbasis teknologi.


Seminar yang digelar di Universitas Muhammadiyah Purwokerto ini dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari guru, kepala sekolah, dan pengawas dan pemerhati pendidikan. Suasana kampus tampak meriah sejak pagi, menandai antusiasme tinggi para pendidik untuk memahami peran kecerdasan buatan dalam pembelajaran modern.


Kegiatan ini menghadirkan tiga pemateri utama dari tiga negara berbeda, yakni Professor Masanori dari Mie University of Japan, Prof. Arasu Raman dari University of Malaysia, serta Dr. Lia Mareza., MA. dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Ketiganya memberikan pandangan komprehensif mengenai perkembangan AI di dunia pendidikan.


Dalam sambutannya, Ketua PGRI Kabupaten Banyumas menegaskan bahwa guru harus terus bergerak mengikuti perkembangan zaman. Menurutnya, teknologi bukan ancaman, melainkan peluang besar untuk meningkatkan mutu pendidikan jika digunakan dengan bijak.


Selanjutnya, Drs. Joko Wiyono, M.Si., menekankan pentingnya kesiapan guru Banyumas dalam menghadapi perkembangan teknologi. Ia mendorong para pendidik untuk terus meningkatkan kompetensi pedagogik, sosial, profesional, dan kewirausahaan, serta memanfaatkan kecerdasan buatan guna mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Ia juga menyoroti karakter siswa di wilayah urbanistik yang membawa beragam latar budaya sehingga menuntut pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan penguatan nilai-nilai afektif.


Pada kesempatan tersebut, Joko Wiyono menyampaikan, “Guru Banyumas harus bisa menghadapi anak urbanistic yang membawa culture asal siswa sehingga AI mempengaruhi konsep berfikir. Selain itu, terjadi pergeseran nilai, sehingga guru harus mengedepankan nilai afektif agar sekolah menjadi nyaman.”


Pemateri Pertama, Dr. Lia Mareza., MA., memberikan perspektif lokal terkait penerapan AI di Indonesia, khususnya di Purwokerto dan Banyumas. Ia memaparkan riset-riset terbaru mengenai pemanfaatan AI dalam pembuatan media ajar, asesmen belajar, dan pengelolaan kelas modern.


Menurut Dr. Lia, tantangan terbesar bukan pada teknologinya, tetapi pada kesiapan budaya kerja di sekolah. Ia menekankan perlunya kurikulum yang adaptif serta kemauan guru untuk berubah menuju pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif. Ia juga menjelaskan secara detail Computational Thinking seperti Decompotition, Abstraction, Pattern, dan Algorithms


Setelah sesi pemaparan, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara peserta dan para narasumber. Berbagai pertanyaan muncul terkait etika penggunaan AI, keamanan data pribadi siswa, serta strategi penerapan teknologi bagi sekolah.


Materi kedua disampaikan oleh Professor Masanori Fukui, Ph.D. yang memaparkan AI sebagai media pembantu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di masa depan. Ia juga sharing pengalaman dalam menerapkan AI pada kegiatan pembelajaran yang dapat dimanfaatkan peserta didik dalam mencari sebuah jawaban maupun meningkatkan literasi tentang "value" tidak hanya "operation". Ia juga menjelaskan bagaimana kecerdasan buatan membantu guru mengidentifikasi gaya belajar siswa dan memberikan rekomendasi pembelajaran yang bersifat personal.


Professor Masanori juga menekankan bahwa teknologi tidak dapat menggantikan manusia dalam hal empati dan nilai moral. “AI membantu guru, tetapi tidak pernah bisa menggantikan peran guru sebagai pendidik karakter,” ujarnya. Ia menambahkan tentang bagaimana cara mendesain ulang pendidikan di era AI. 


Sesi berikutnya menghadirkan Prof. Arasu Raman dari Malaysia. Ia menjelaskan bagaimana memanfaatkan AI untuk pembelajaran serta pengembangan konten digital yang adaptif. Menurutnya, AI membuka peluang besar untuk pemerataan akses pendidikan.


Prof. Arasu juga menambahkan bahwa keberhasilan integrasi teknologi sangat bergantung pada kesiapan guru. Oleh karena itu, pelatihan berkelanjutan menjadi langkah penting agar guru mampu menggunakan AI secara produktif dalam kegiatan belajar mengajar.


Para narasumber memberikan jawaban yang lugas dan memberikan solusi. Mereka menekankan bahwa penggunaan AI harus selalu mengedepankan prinsip keamanan, humanisme, dan keberlanjutan, sehingga teknologi benar-benar menjadi alat pendukung pembelajaran, bukan penghambat.


Seminar ini juga menampilkan beberapa contoh aplikasi AI yang kini mulai digunakan dalam dunia pendidikan. Peserta dapat mencoba langsung cara membuat soal otomatis, menganalisis hasil belajar siswa, hingga mendesain materi ajar berbasis kecerdasan buatan.


Di akhir acara, PGRI Kabupaten Banyumas bersama Universitas Muhammadiyah Purwokerto menandatangani komitmen bersama untuk memperkuat kerja sama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Komitmen ini menjadi langkah nyata menuju pendidikan yang lebih adaptif di masa depan.


Melalui seminar internasional ini, diharapkan seluruh peserta, khususnya para guru, semakin memahami manfaat AI dalam mendukung proses pembelajaran. Dengan integrasi yang tepat, teknologi mampu membantu menghadirkan pendidikan yang lebih humanis, bermutu, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.


Kontributor: Pria Santosa

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama