PURWOKERTO, INFO BANYUMAS – Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banyumas, Sarno, SPd, SH, MSi, menyosialisasikan organisasi profesi PGRI kepada para kepala SMA se-Kabupaten Banyumas. Kegiatan tersebut berlangsung dalam rapat kerja kepala sekolah MKKS SMA Kabupaten Banyumas di Aula SMA Bruderan Purwokerto, Selasa (11/02/2025).
Dalam sosialisasi tersebut, Sarno menyampaikan sejarah panjang dan perjuangan PGRI sejak berdiri pada 25 November 1945 hingga saat ini. Ia menekankan bahwa PGRI merupakan organisasi profesi yang kuat, memiliki legalitas jelas, serta berperan aktif dalam memperjuangkan hak-hak guru di seluruh Indonesia.
Selain itu, Sarno juga menjelaskan visi dan misi PGRI, termasuk berbagai program serta kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan. Menurutnya, keberadaan PGRI semakin diperhitungkan oleh para anggotanya karena terus memberikan manfaat bagi guru-guru di berbagai jenjang pendidikan.
"PGRI tidak hanya sekadar organisasi, tetapi wadah perjuangan bagi para guru," ujar Sarno dalam pemaparannya.
Ia mengajak seluruh guru SMA yang belum bergabung dengan organisasi profesi PGRI, baik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), maupun guru swasta, untuk bergabung dalam PGRI guna memperkuat solidaritas profesi.
Lebih lanjut, Sarno menjelaskan bahwa proses pendaftaran anggota kini bisa dilakukan secara online untuk memudahkan guru yang ingin bergabung.
Drs. Tjaraka Tjunduk Karsadi, MPd., Ketua MKKS SMA Kabupaten Banyumas, turut mendukung ajakan tersebut. Ia meminta seluruh kepala sekolah yang hadir agar menginformasikan kepada guru-guru di sekolah masing-masing mengenai manfaat bergabung dengan PGRI.
"Penting bagi kita sebagai pendidik untuk memiliki wadah perjuangan yang jelas seperti PGRI. Oleh karena itu, mari kita ajak rekan-rekan guru untuk bergabung," kata Tjaraka.
Menanggapi pertanyaan mengenai keterbukaan PGRI terhadap guru swasta, Sarno menegaskan bahwa organisasi Profesi PGRI terbuka untuk semua guru, baik dari sekolah negeri maupun swasta.
"PGRI sangat terbuka untuk semua guru. Kami memperjuangkan hak-hak mereka, tanpa memandang status kepegawaian," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa guru yang mengajar di sekolah swasta juga bisa menjadi anggota PGRI, dengan syarat mereka sudah berstatus guru tetap yayasan.
"Selama ini, banyak teman guru dari sekolah swasta yang telah bergabung dan merasakan manfaatnya," lanjutnya.
Kehadiran PGRI sebagai organisasi profesi diakui semakin kuat dan berperan dalam memperjuangkan hak serta kesejahteraan guru.
Tjaraka juga menyampaikan bahwa antusiasme guru untuk menjadi anggota PGRI cukup tinggi, sehingga sosialisasi di tingkat sekolah perlu diperluas.
"Banyak guru yang ingin bergabung, namun mereka masih minim informasi. Harapan kami, sosialisasi ini bisa dilakukan lebih masif," katanya.
Di sisi lain, beberapa peserta rapat mengusulkan agar proses pendaftaran keanggotaan lebih disederhanakan agar tidak menyulitkan calon anggota.
"Kami berharap proses pendaftaran bisa lebih mudah dan tidak berbelit-belit, sehingga lebih banyak guru yang dapat bergabung," ujar salah satu kepala sekolah yang hadir.
Sarno pun menanggapi masukan tersebut dengan menyatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya menyempurnakan sistem pendaftaran agar lebih efektif dan efisien.
"Kami akan evaluasi dan perbaiki agar semakin banyak guru yang bisa bergabung dengan mudah," pungkasnya. (YK)
Posting Komentar