Korwil Lumbir: Kumpulkan 18 Guru SD “Bedah” TP dan ATP Sesuai CP Terbaru



Suasana serius namun hangat tampak memenuhi ruang pertemuan Korwilcam Dindik Lumbir, Kamis (14/8/2025). Sebanyak 18 guru kelas dan guru mata pelajaran sekolah dasar berkumpul untuk satu misi penting: menyusun Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang selaras dengan Capaian Pembelajaran (CP) terbaru.


Kegiatan strategis ini dihadiri pengurus Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Lumbir serta para perwakilan guru dari SD se-Korwil Lumbir. Seluruh peserta duduk berkelompok, membawa laptop dan buku pembelajaran, siap “membedah” materi sesuai acuan CP.


“Kegiatan ini bertujuan menyusun tujuan pembelajaran yang benar-benar relevan dengan CP dan kondisi lingkungan sekolah. Hasilnya nanti akan menjadi pegangan guru dan siswa,” terang Korwil Lumbir, Yusep Kurniawan, membuka kegiatan.


Tidak sekadar menyusun, para guru diarahkan agar satu TP dituangkan dalam satu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Fleksibilitas waktu diutamakan, sehingga durasi pembelajaran menyesuaikan kompleksitas materi.


Menurut Yusep, guru tidak perlu terpaku menyelesaikan satu TP dalam satu pertemuan. 


“Bisa dua atau tiga pertemuan, tergantung tingkat kesulitannya,” ujarnya sambil memberi contoh kasus pada mata pelajaran IPA.


Ia menegaskan harapannya bahwa kegiatan ini melahirkan produk konkret yang siap pakai.


 “Setelah ini, harus ada TP dan ATP yang benar-benar bisa digunakan langsung di kelas,” tambahnya.


Dari pihak K3S, Sugino menyoroti pentingnya persamaan persepsi di kalangan guru. Baginya, administrasi yang rapi sebelum pembelajaran akan membuat arah proses belajar lebih jelas dan terukur.


“Dengan pemahaman yang sama, guru bisa memandu siswa mencapai capaian pembelajaran tanpa melenceng dari jalur yang sudah disepakati,” kata Sugino.


Ia pun berharap para peserta dapat menjadi motor penggerak di lingkungan masing-masing. 


“18 guru ini harus jadi pionir dan menularkan pemahamannya kepada rekan guru lain,” tegasnya.


Poin lain yang disoroti adalah pentingnya komunikasi antar guru dengan fase yang sama. Hal ini dinilai akan menciptakan keseimbangan materi pembelajaran di setiap sekolah.


“Kalau guru-guru di fase yang sama saling berbagi, kualitas pembelajaran akan merata,” ujar Yusep.




Di tengah diskusi, laptop peserta dipenuhi catatan dan revisi materi. Buku-buku pembelajaran dibuka lebar, dianalisis, lalu disesuaikan agar sejalan dengan CP yang berlaku.


“Bagi kami, ini sangat bermanfaat. Ada arah yang jelas dalam mengajar, dan kami bisa saling belajar dari pengalaman guru lain,” ungkap Rendi, Ketua KKG PJOK Lumbir, usai sesi diskusi kelompok yang membagi peserta berdasarkan jenjang kelas.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama