Kepala Dinas Pendidikan Buka Pelatihan Komputer bagi Penilik Banyumas untuk Tingkatkan Kompetensi Digital



AJIBARANG, INFO BANYUMAS – Kepala Dinas Pendidikan Kab. Banyumas, Drs. Joko Wiyono, MR., M.Si., secara resmi membuka kegiatan “Kursus dan Pelatihan Komputer Perkantoran/ Microsoft Office bagi Penilik Kab. Banyumas” yang diselenggarakan oleh SKB Ajibarang mulai tanggal 6 hingga 24 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam peningkatan kompetensi digital bagi para penilik di era transformasi teknologi informasi yang kian pesat.


Pelatihan ini diikuti oleh para Penilik Kab. Banyumas dengan fokus utama pada penguasaan aplikasi Microsoft Office. Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan tidak hanya mahir mengoperasikan perangkat lunak perkantoran, tetapi juga mampu memperoleh sertifikat kompetensi resmi sebagai bukti memiliki kemampuan profesional.


Menurut penyelenggara, pelatihan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Dinas Pendidikan dalam mendorong digitalisasi layanan pendidikan nonformal. Penilik diharapkan dapat memanfaatkan hasil pelatihan untuk mendukung tugas pembinaan lembaga PAUD, pendidikan kesetaraan, dan kursus di wilayah binaan masing-masing.


Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Kab. Banyumas menekankan bahwa dunia pendidikan nonformal setidaknya sedang menghadapi empat tantangan besar di era digital sekarang ini. Ia mengingatkan pentingnya kesiapan penilik dalam menyesuaikan diri dengan perubahan paradigma pendidikan yang serba cepat dan berbasis teknologi.


“Tantangan pertama adalah terjadinya perubahan yang cepat tentang framing yang menganggap pendidikan nonformal bisa diminimalisasi atau dianggap remeh. Padahal tidak boleh seperti itu, dalam kegiatannya harus tetap seperti formal, menghadirkan aspek kognitif, afektik, dan psikomotorik, sesuai dengan Taksonomi Bloom yang sekarang diintegrasikan dengan metode pembelajaran mendalam (deep learning), bagaimana agar pembelajaran menjadi mindful, meaningful, dan joyful,” tegas Drs. Joko Wiyono, MR., M.Si.


Lebih lanjut, beliau menyebut tantangan kedua terkait konstelasi dan dinamika berpikir anak sekarang yang melampaui zamannya. Makanya para penilik harus bisa meningkatkan kompetensi/ kemampuan dan selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi, karena dianggapnya tahu lebih dulu dari para pendidik dan murid-muridnya.


“Penilik harus bisa upgrade kemampuan dan update perkembangan teknologi informasi. Jangan sampai kalah cepat dengan para pendidik juga anak-anak yang kita dampingi,” ungkapnya.


Tantangan ketiga, berkaitan dengan Generasi Z yang lekat dengan gadget dan dunia digital. Ia mendorong para penilik untuk kreatif menciptakan animasi-animasi yang bisa digunakan dalam mendukung kegiatan pembelajaran yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.


“Saya harap penilik bisa kreatif menciptakan animasi-animasi yang bisa digunakan dalam mendukung kegiatan pembelajaran yang menarik. Gunakan prinsip how to inside about to dan connecting dengan kehidupan sehari-hari agar pembelajaran lebih kontekstual,” imbuhnya.


Tantangan terakhir yang disampaikan adalah tentang peningkatan “price” atau nilai kehidupan pendidikan nonformal agar setara dengan pendidikan formal. Beliau adalah salah satu tokoh yang tidak mau mendikotomikan antara pendidikan formal dan nonformal. Menurutnya, keduanya sama penting dalam pembangunan SDM Indonesia, khususnya wilayah Banyumas.


“Untuk mewujudkan hal itu, maka para penilik harus mampu menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) yang tepat, sehingga dapat bekerja dengan lebih pintarn cerdas, paham konteks digital, dan adaptif terhadap perubahan zaman,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan dengan penekanan.


“Pelatihan ini harus bermakna,” lanjutnya, “bukan hanya sekadar formalitas, dan hasilnya harus bisa mendorong para pendidik PAUD serta lembaga nonformal agar melek digital dan memiliki kemampuan setara dengan pendidik formal.”


Sebelum menutup sambutannya, Drs. Joko Wiyono, MR., M.Si. berpesan agar para penilik turut membantu program penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) di wilayahnya masing-masing. Ia menekankan bahwa penilik memiliki peran strategis dalam menjembatani anak-anak kembali ke dunia pendidikan.




Kepada Kepala SKB Ajibarang, beliau berpesan agar dalam ujian akhir pelatihan nanti, dipilih minimal tiga peserta terbaik yang menunjukkan peningkatan kompetensi dan dedikasi luar biasa selama mengikuti kegiatan.


Sementara itu, Kepala SKB Ajibarang, Drs. Slamet Sularto, M.Si, menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari Dinas Pendidikan. “Kami berkomitmen memastikan kegiatan ini tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif. Peserta akan langsung praktik menggunakan Microsoft Word, Excel, dan PowerPoint dalam konteks tugas penilik,” ujarnya.


Salah satu peserta pelatihan, Watimah, S.Pd., Penilik dari Kecamatan Cilongok mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini. “Pelatihan ini sangat bermanfaat. Selama ini kami menggunakan komputer hanya sebatas mengetik laporan, tapi sekarang kami jadi tahu fitur-fitur yang bisa mempercepat pekerjaan,” tuturnya dengan antusias.


Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan penilik Kab. Banyumas mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan era digital dan memberikan kontribusi lebih besar dalam peningkatan mutu layanan pendidikan nonformal. SKB Ajibarang pun bertekad menjadikan kegiatan ini sebagai model pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan kapasitas SDM pendidikan di wilayah Banyumas. 


Kontributor: Eko Adi P.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama