Dari Kurikulum hingga AI, SMP Negeri 7 Purwokerto Gelar IHT Tingkatkan Kompetensi Guru



PURWOKERTO – www.infobanyumas.com. SMP Negeri 7 Purwokerto menggelar In House Training (IHT) selama dua hari, Senin–Selasa, 11–12 Agustus 2025, di Ruang Pertemuan sekolah. Kegiatan ini bertujuan membekali guru dan karyawan dengan strategi pembelajaran mendalam yang relevan dengan perkembangan pendidikan terkini.


Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono, M.Si, yang memberikan arahan strategis terkait kebijakan pendidikan dan tantangan pembelajaran di era digital.


“Guru dan tenaga kependidikan harus adaptif, kreatif, dan inovatif. Dunia pendidikan berkembang cepat, sehingga kompetensi kita pun harus terus diperbarui,” tegas Joko Wiyono.


Selama hari pertama, peserta IHT menerima materi tentang kurikulum satuan pendidikan, perencanaan berbasis data, dan penyusunan program kokurikuler. Materi ini disampaikan oleh Dra. Wiwi Parluki, M.Pd, yang menekankan pentingnya sinkronisasi kurikulum dengan kebutuhan peserta didik.


Wiwi Parluki menguraikan bahwa kurikulum tidak hanya menjadi dokumen formal, tetapi juga panduan dinamis yang harus selalu dievaluasi sesuai perkembangan zaman.


“Kurikulum yang hidup adalah kurikulum yang terus berinteraksi dengan realitas di lapangan,” ujar Wiwi Parluki.


Memasuki hari kedua, kegiatan diawali dengan sesi review visi dan misi sekolah oleh Kepala SMP Negeri 7 Purwokerto, Yudotomo Budi, S.Pd., M.Hum. Sesi ini menjadi momen refleksi untuk menyamakan pandangan seluruh guru dan karyawan terhadap arah pengembangan sekolah.


Yudotomo Budi menegaskan bahwa visi dan misi sekolah adalah kompas yang mengarahkan semua program dan kegiatan pembelajaran.


“Jika semua guru berjalan pada jalur yang sama, pencapaian tujuan pendidikan akan lebih terarah dan terukur,” ungkapnya.


Selanjutnya, guru mendapatkan pembekalan pembelajaran mendalam dari Desiana Margayanti, M.Pd, dan Bakhtiar Yusup, M.Pd, selaku fasilitator. Materi ini mengajak guru untuk mengembangkan pembelajaran yang mendorong berpikir kritis, kolaboratif, dan kreatif pada siswa.


Desiana menekankan bahwa pembelajaran mendalam tidak hanya soal materi yang kompleks, tetapi juga proses pembelajaran yang membentuk karakter dan keterampilan abad 21.


“Siswa perlu dilatih untuk menemukan, bukan sekadar menerima jawaban,” katanya.


Sesi berikutnya memperkenalkan konsep koding dan kecerdasan artifisial (AI) oleh Agustina Kartini, M.Pd, dan Aofa Karenina A., S.Pd. Materi ini membuka wawasan guru tentang pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran masa depan.


Agustina Kartini menjelaskan bahwa AI dan koding akan menjadi bagian integral dalam dunia kerja siswa di masa depan, sehingga sekolah perlu mempersiapkan keterampilan ini sejak dini.


“Dengan memahami AI, guru dapat menciptakan pembelajaran yang relevan dan menantang,” jelasnya.


Penutup IHT diisi dengan materi pengelolaan kinerja guru, kembali dibawakan oleh Agustina Kartini. Ia menggarisbawahi pentingnya evaluasi berkala dan kolaborasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.


Kepala SMP Negeri 7 Purwokerto berharap hasil dari IHT ini akan menjadi energi baru bagi seluruh guru dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital.


“Kami ingin seluruh guru mampu menerapkan strategi pembelajaran inovatif demi meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah,” pungkas Yudotomo Budi.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama