Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut KH. Sufyan Tsauri Majenang (INSIMA) berhasil menghadirkan gebrakan inovatif dalam dunia pendidikan dan sosial masyarakat di Desa Cingebul melalui berbagai program kreatif sepanjang Juli–Agustus 2025. Beragam kegiatan mulai dari edukasi teknologi, ekoteologi, hingga pemberdayaan ekonomi kreatif mendapat sambutan hangat dari sekolah, guru, dan warga setempat.
Inovasi pertama terlihat di SDN 03 Cingebul melalui pembelajaran PAI dan edukasi sampah dengan aplikasi "Bamboozle". Siswa kelas 5 antusias mengikuti kuis interaktif tentang pengelolaan sampah yang dikemas dalam bentuk permainan kelompok.
“Awalnya kami ingin mengenalkan cara belajar berbeda. Ternyata anak-anak sangat semangat, bahkan 90 persen mampu menjawab soal dengan benar,” jelas salah satu mahasiswa KKN.
Selain itu, SDN 04 Cingebul menjadi tuan rumah kegiatan "Jelajah Alam" yang diawali dengan pembacaan Asmaul Husna. Siswa diajak mengenal ekosistem sekitar sekolah sekaligus praktik memungut sampah dan memilahnya.
“Kami ingin menanamkan kepedulian lingkungan sejak dini, agar anak-anak terbiasa menjaga kebersihan di mana pun mereka berada,” ujar seorang guru pendamping.
Tidak hanya di SD, mahasiswa KKN juga menyasar SMP PGRI Lumbir dengan program pembuatan ecoprint. Siswa belajar menghias kain dengan daun dan bunga sehingga melahirkan karya yang bernilai seni sekaligus bernilai ekonomi.
“Kami baru tahu bahwa daun bisa dijadikan pola indah di kain. Ini bisa jadi peluang usaha kalau dikembangkan,” ungkap salah satu siswa dengan antusias.
Di SDN 01 Cingebul, mahasiswa menggelar program *Sedekah Oksigen*. Para siswa menanam bibit tanaman hias di halaman sekolah sebagai simbol menjaga alam sekaligus bentuk ibadah.
“Setiap tanaman yang tumbuh bisa menjadi sedekah jariyah bagi kita semua,” kata seorang mahasiswa pendamping kegiatan tersebut.
Sementara itu, Mushola An-Nur di Pengasinan menjadi pusat kegiatan pembiasaan Asmaul Husna yang dipadukan dengan kajian ekoteologi. Jamaah diajak memahami makna sifat-sifat Allah sebelum melantunkan Asmaul Husna.
“Pembacaan menjadi lebih bermakna karena jamaah diajak merenungi pesan ekoteologi yang terkandung di dalamnya,” tutur Annisa Alivia Nabila, penggagas kegiatan.
Program lain yang menyita perhatian adalah pemetaan digital KWT Mugi Barokah. Mahasiswa mendampingi kelompok tani perempuan menciptakan titik lokasi di Google Maps sekaligus meningkatkan kualitas produksi telur asin.
“Dengan adanya titik lokasi resmi, konsumen lebih mudah menemukan produk kami. Ini investasi penting untuk keberlanjutan usaha,” ujar perwakilan KWT.
Tak ketinggalan, siswa Madin Miftahul Huda 1 Cingebul terlibat dalam pembuatan Mading Qurani bertema ekoteologi. Dalil-dalil tentang menjaga alam dipadukan dengan hiasan kreatif buatan siswa.
“Melalui mading ini, kami ingin anak-anak belajar bahwa menjaga lingkungan juga bagian dari ibadah,” kata seorang mahasiswa.
Sebagai penutup rangkaian, SDN 05 Cingebul menggelar kegiatan sholat dhuha berjamaah, bersih mushola, dan permainan seru. Anak-anak belajar disiplin ibadah sekaligus peduli kebersihan rumah ibadah mereka.
“Anak-anak tampak senang, apalagi saat ada games berhadiah. Ini pengalaman berkesan yang mudah-mudahan tertanam di hati mereka,” ujar guru kelas 4 SDN 05.
Dengan keberagaman program ini, mahasiswa KKN INSIMA tidak hanya menambah warna baru dalam pendidikan, tetapi juga membuktikan bahwa kolaborasi teknologi, agama, dan lingkungan mampu membentuk generasi kreatif, religius, dan peduli masa depan.
Kontributor: Annisa Urrohmah (KKN Insima Cingebul)
Baca juga: Parenting: Sekolah Bersama Ayah
Posting Komentar