Sumber Dokumentasi : SMK N 3 Banyumas
BANYUMAS, INFO BANYUMAS - Dalam semangat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Gelar Seni Pertunjukan Rakyat (GESPER) 2025 SMK N 3 Banyumas sukses digelar pada Kamis (28/08) . Acara tahunan tersebut, yang menjadi wujud nyata komitmen sekolah dalam melestarikan budaya bangsa, mengusung pagelaran Wayang Ruwat yang dibawakan oleh dalang ternama, Ki Citut Purbacarita, sebagai puncak perayaan. Rangkaian kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kreativitas siswa, tetapi juga sebuah momen sakral untuk merenungkan makna kemerdekaan melalui ritual budaya yang mendalam.
GESPER 2025 yang dilaksanakan oleh SMK N 3 Banyumas, dengan nuansa spesial dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan. Kegiatan tersebut bertujuan memberikan ruang bagi siswa, khususnya yang fokus pada seni pertunjukan, untuk menampilkan hasil karya mereka sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air dan mendukung program kementrian atau pemerintah, Melalui tema budaya, acara tersebut juga menekankan bahwa kemerdekaan juga berarti kebebasan untuk terus melestarikan warisan budaya Indonesia.
Rangkaian acara dimulai dengan sebuah Kirab Budaya yang diorganisir dengan penuh semangat kemerdekaan. Para peserta, yang terdiri dari siswa dan guru, mengenakan busana adat dan membawa beragam simbol budaya, menciptakan pawai yang kental dengan nuansa tradisional sekaligus nasionalis. Kirab ini mengelilingi lingkungan sekolah dan menjadi pembuka yang meriah dan berkesan, menarik perhatian seluruh hadirin.
Setelah pawai Kirab, panggung utama menjadi pusat perhatian dengan digelarnya Pagelaran Wayang Ruwat. Ki Citut Purbacarita menampilkan pertunjukan wayang yang tidak hanya menghibur, namun juga sarat dengan pesan-pesan moral dan filosofis yang relevan dengan kehidupan, termasuk nilai-nilai perjuangan dan persatuan yang menjadi landasan kemandirian. Pertunjukan ini menjadi media edukasi yang efektif, mengajarkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda yang hadir.
Puncak dari GESPER 2025 adalah Ritual Ruwatan, sebuah upacara adat Jawa yang dipercaya dapat membawa keselamatan dan menolak hal-hal buruk. Prosesi ini dimulai dengan rombongan yang mengiringi prosesi menuju sumur di lingkungan sekolah, tempat di mana siraman sakral dilakukan. Acara ini dipimpin secara khusyuk oleh Nyi Citut Purbacarita yang berperan sebagai dalang perempuan dalam ritual tersebut.
Siraman tersebut secara khusus dilakukan kepada Bapak Budi Kurniawan, S.Sn., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK N 3 Banyumas. Beliau didampingi oleh seorang siswa laki-laki dan seorang siswi perempuan, yang melambangkan partisipasi dan keabadian tradisi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Momen ini menjadi simbol pembersihan diri, doa, dan harapan akan keselamatan serta keberkahan bagi seluruh keluarga besar sekolah, khususnya di momentum kemerdekaan.
Acara tersebut menegaskan bahwa sekolah tidak hanya
berfungsi sebagai pusat pendidikan formal, melainkan juga sebagai garda
terdepan dalam menjaga dan melestarikan budaya bangsa. Melalui GESPER 2025, SMK
N 3 Banyumas menunjukkan bahwa perayaan kemerdekaan bisa dilakukan dengan cara
yang unik dan bermakna, tidak hanya dengan upacara, tetapi juga dengan seni dan
budaya.
Partisipasi aktif dari seluruh elemen sekolah, mulai
dari siswa, guru, hingga staf, menunjukkan bahwa semangat melestarikan budaya
masih sangat kuat di kalangan generasi muda saat ini. Keberhasilan acara
tersebut juga tidak lepas dari kerja keras dan kolaborasi banyak pihak.
Masing-masing tim penanggung jawab berperan vital dalam memastikan setiap sesi
acara berjalan dengan lancar dan sesuai rencana.
"GESPER 2025 memang merupakan event tahunan yang
rutin kami laksanakan di SMK N 3 Banyumas dalam rangka memperingati Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80," terang salah satu panitia,
menegaskan komitmen sekolah terhadap acara tersebut.
“Tujuan utama kami adalah melestarikan seni pertunjukan
rakyat dan memberikan wadah bagi kreativitas siswa.”
Terkait dengan Kirab Budaya, penanggung jawabnya, Bapak
Sunarso, memberikan apresiasi tinggi terhadap antusiasme peserta.
"Kirab ini adalah simbol persatuan dan kekompakan
kita, sesuai dengan semangat kemerdekaan. Saya bangga melihat bagaimana
siswa-siswi kita bersemangat menampilkan budaya kita sendiri," ujarnya.
Sementara itu, Bapak Dwi Setiabudi, penanggung jawab
Pagelaran Wayang Ruwat, menjelaskan makna di balik pertunjukan.
“Wayang ruwatan ini kami pilih karena memiliki pesan
filosofis yang sangat relevan dengan semangat perjuangan. Kami ingin
mengenalkan budaya adiluhung ini kepada siswa dan masyarakat, agar mereka
memahami betapa pentingnya menjaga tradisi,” ungkapnya.
Kepala Sekolah, Bapak Budi Kurniawan, S.Sn., M.Pd.,
menyampaikan perasaannya terkait ritual siraman yang ia ikuti.
“Ini bukan sekadar ritual, ini adalah simbol
pembersihan diri dan refleksi bagi kita semua, terutama di momen kemerdekaan.
Didampingi dua perwakilan siswa, ini melambangkan bahwa kepemimpinan dan
nilai-nilai luhur harus diwariskan dari generasi ke generasi,” katanya.
Dalang Ki Citut Purbacarita menuturkan bahwa ritual
ruwatan merupakan tradisi yang kaya makna.
“Kami mengajak semua yang hadir untuk merenungi
pentingnya harmonisasi dengan alam dan sesama. Siraman ini adalah bagian dari
doa kita bersama untuk keselamatan dan keberkahan, serta untuk kemakmuran
bangsa,” jelasnya.
Nyi Citut Purbacarita, yang memimpin prosesi siraman,
juga menambahkan,
"Melalui ruwatan ini, kami berharap energi positif
akan mengalir ke seluruh warga sekolah, menjauhkan dari hal-hal yang tidak baik,
dan membawa kesuksesan bagi semua dalam mengisi kemerdekaan."
Pergelaran GESPER 2025 secara keseluruhan menunjukkan
bahwa SMK N 3 Banyumas tidak hanya unggul dalam pendidikan vokasi, tetapi juga
menjadi garda terdepan dalam menjaga warisan budaya bangsa sebagai bagian tak
terpisahkan dari perayaan kemerdekaan.
Posting Komentar