Pekuncen – Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tahun 2025 yang digelar Koordinator Wilayah Kecamatan (Korwilcam) Pendidikan Pekuncen berlangsung meriah pada Rabu, 3 September 2025. Kegiatan ini dipusatkan di SDN 1 Tumiyang dan GOR Desa Tumiyang dengan melibatkan ratusan peserta dari berbagai sekolah.
Pembukaan resmi dilakukan oleh Korwilcam Pekuncen, Akhmad Sukaryanto, M.Pd., yang mengapresiasi kerja keras panitia dan seluruh pihak yang mendukung. Ia menegaskan pentingnya menjaga bahasa ibu sebagai identitas budaya yang kini mulai jarang digunakan generasi muda.
“Festival ini bukan hanya lomba, tetapi juga upaya kita bersama menjaga warisan bahasa Jawa. Semoga anak-anak semakin mencintai bahasa ibu dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya dalam sambutan.
Ketua Panitia, Guntur Danang Sulistyawan, S.Pd., menyampaikan data peserta yang sangat membanggakan. Dari tujuh cabang lomba, jumlah peserta mencapai 489 orang, terdiri dari 229 putra dan 260 putri.
“Peserta terbagi dalam cabang Aksara Jawa, Cerkak, Geguritan, Macapat, Ndongeng, Ndagel, dan Sesorah. Antusiasme ini menunjukkan bahwa minat anak-anak dalam mengembangkan bakat literasi dan seni berbahasa Jawa masih sangat tinggi,” ungkapnya.
Rincian peserta tersebut adalah Aksara Jawa (40 putra, 49 putri), Cerkak (36 putra, 43 putri), Geguritan (33 putra, 35 putri), Macapat (25 putra, 29 putri), Ndongeng (31 putra, 35 putri), Ndagel (31 putra, 34 putri), serta Sesorah (33 putra, 35 putri).
Dalam kesempatan lain, Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) yang diwakili Karsidi, M.Pd., memberikan harapannya. Ia menekankan pentingnya menjadikan lomba ini sebagai wadah melahirkan generasi yang mencintai bahasa dan budaya daerah.
“Kami berharap FTBI tidak berhenti di lomba saja, tetapi bisa mencetak juara-juara yang berprestasi dan membawa nama baik Pekuncen di tingkat kabupaten maupun provinsi,” kata Karsidi.
Dengan suksesnya kegiatan ini, FTBI Korwilcam Pekuncen 2025 diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi peserta didik untuk terus melestarikan bahasa Jawa sekaligus mengembangkan kreativitas di bidang literasi dan seni bahasa ibu.
Kontributor : Maz Anang
Posting Komentar